Pantai Lampuuk, Keindahan Alam Aceh yang Mempesona


 Hari ke-3 kami mengunjungi Banda Aceh dan Sabang, tibalah untuk kami melepas penat dari aktifitas kerja. Sesampainya di Banda Aceh sepulang dari Sabang, hari itu waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB.  Setibanya dari Pelabuhan Ferry, Ulee Lheue kami bergegas menuju mobil yang telah menunggu kami. Kami bertiga, saya, Irfan, dan Supomo pun berputar-putar kota Banda Aceh sambil memutar otak, tujuan mana lagi yang akan kami datangi. Ahaaa..! Irfan ada ide buat kita jalan-jalan ke Pantai Lampuuk yang perjalanannya bisa ditempuh kurang lebih 1 jam dari kota Banda Aceh. Mobil pun berputar haluan mengarah ke Pantai Lampuuk. Bisa dibilang kami berpacu dengan waktu, karena jadwal penerbangan kami kembali ke Jakarta pukul 17.00 WIB, paling tidak satu jam sebelumnya kami sudah harus stand by di Bandara Sultan Iskandar.


Perjalanan yang kami lewati dari Banda Aceh menuju pantai Lampuuk sungguh menyenangkan, hamparan pohon kelapa dan pinus, jalan aspal yang mulus, hamparan sawah yang hijau belum lagi pemandangan pegunungannya, menambah keindahan alam Satu jam kemudian sampailah kami di satu pantai, Jujur, saya sendiri baru mendengar nama pantai tersebut. Lokasinya berada di Desa Meunasah Masjid, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Pantai itu berada di jalur Banda Aceh Calang (Aceh Jaya). Pantai ini memang menjadi tujuan rekreasi masyarakat Aceh. Kami memasuki gerbang pantai, kemudian membayar karcis untuk pengunjung.

Mendekati bibir pantai, terlihat kilau air laut dari pantulan sinar matahari yang kebetulan siang itu cuaca cukup cerah dan terik. Tak ada aba-aba kami berempat berteriak, kereen bangeet..!! selembar surga ada di tanah Aceh.   Pantai Lampuuk sangat bersih dengan warna biru muda air lautnya, agak sedikit kesana, warna airnya biru tua. ombaknya tidak tinggi, sehingga pengunjung bisa leluasa mandi disana, terutama anak-anak.

Setelah puas duduk-duduk di saung-saung yang telah disediakan dan menikmati jajanan camilan yang dijajakan penjual makanan, kami pun berpindah tempat, ke sebuah tempat yang lebih indah menurut kami, namun masih di pantai Lampuuk. Tempat ini sepi, beda dengan pantai yang biasanya menjadi tempat masuk warga Aceh untuk rekreasi.

Bagaimana tidak, lokasinya memang bikin kita berdecak kagum, indah sekali, ketika masuk ke lokasi tersebut ada gunung-gunung karang tinggi dengan pepohonan rindang menghiasinya. Lantas dibuat beberapa penginapan yang seolah-olah menempel di dinding gunung batu tersebut.Ada juga sebuah muara atau semacam danau air payau dengan dilengkapi jembatan untuk berjalan kaki menuju penginapan yang ada di tengah-tengah danau payau tersebut. Kalau dilihat lokasinya danau itu lumayan jauh dari bibir pantai, karena konon terbentuknya danau payau tersebut pada saat terjadinya Tsunami, air laut yang masuk ke daratan, menyisakan celukan dan genangan air yang luas yang akhirnya menjadi danau air payau yang bening dikelilingi pohon-pohon pinus yang semakin menambah cantik suasana alamnya.

Pastinya berada di alam nan cantik ini tidak kami sia-siakan, kami bertiga puas berfoto-foto mengabadikan momen keberadaan kami di Pantai Lampuuk. Deburan dan hembusan ombak pun begitu terasa ketika kami sedang mengabadikan momen. Ombaknya cukup tinggi dengan pembatas tebing batu yang tinggi dari gunung batu tadi.  Puas berkeliling dan foto-foto kami menuju sebuah saung dan menikmati segarnya kelapa muda. Sekaligus mengakhiri kegiatan kami di Pantai Lampuuk yang akan selalu kami rindukan keindahan.

           


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Entikong

Kuburan Unik Masyarakat Desa Trunyan